Last week was wild, lebih karena apes banget, sih. Menyenangkan, karena akhirnya bertemu dengan teman, pertama pergi nonton Budi Pekerti, yang menurut aing semua orang harus nonton karena. ya, kapan lagi nonton film Indonesia kualitas bagus? Trus weekend pergi main Gocart, trus jalan-jalan keliling Jakarta dan diakhiri dengan kulineran ikan Bawal gede banget di Sabang. Terdengar menyenangkan, karena emang menyenangkan. Anggap itu hal positif pertama dalam anekdot ini. Terpenting juga, tentunya.
Hal apes di anekdot ini adalah, pada dua "kesempatan" tersebut, saya berhasil menghilangkan kunci kosan saya. Kunci beserta kunci cadangan.
Hampir luntang-lantung, yang kalau beneran kejadian ya bukan pengalaman pertama aing luntang-lantung juga, sih.
On the first occasion, or event, whatever you want to call it, tentu jalan satu-satunya menghindari tidur di Masjid (karena pernah terjadi) adalah dengan memberanikan diri memanggil ibu kos jam 11.30 malam. Memalukan tentunya. Tapi semua berakhir bahagia karena masih ada kunci cadangan. Malam itu berhasil dilalui dengan tidur nyenyak.
Seminggu tak terasa berlalu, tanpa pernah terpikir untuk izin masuk kerja siang buat pergi ke tukang kunci duplikat. Not even a single Google seacrh of "nearest locksmith/locksmith around me". Sampai pada akhirnya hari sabtu, waktunya bermain-main dengan Sasi: main gocart, main arcade, ngobrol di coffee shop, terus pergi makan ke Sabang sambil jalan. Sebenernya rada kesel karena tumblr aiing ketinggalan, padahal hari itu rencananya mau berhemat. Tapi tetep seneng si, saking senengnya sampe ga nyadar kunci udah gaada, nyadarnya pas nyampe kosan, dan itu, lagi-lagi udah tengah malam.
Kronologis tengah malam waktu itu: bingung, manggil-manggil ibu kosan tapi gaada yang nyahut, sampai pada akhirnya gatau what kind of miracle that was tapi ternyata Mas Rifai, anaknya ibu kos, balik pulang ke rumah abis pengajian bareng temennya. Ketepatan banget emang, mungkin salah satu hal positif dalam anekdot ini meskipun waktu itu udah merutuk diri sendiri sejadi-jadinya. Terus, Mas Rifai langsung ngomong "Kenapa, mas?" karena ga mungkin ada orang berdiri di depan rumah ibu kos dengan tampang kebingungan tanpa perlu sesuatu. Walhasil, dengan bermodalkan komuk memelas, akhirnya aing berhasil mengatakan "Mas, kunci kosan saya hilang lagi".
Tidak ingin berasumsi tentunya, tapi siapa yang ga sebel dan kesel kalo kunci kos ilang in a span less than a week.
Pada akhirnya malam itu berakhir dengan sedikit bahagia, aing bisa tidur dengan tenang.
Emphasis on tenang. Karena meskipun bisa tidur dengan kasur dan bantal, aing tetep ga bisa masuk ke dalam kamar aing. Tapi, rewind sedikit, siang itu sebenernya agak kesel karena Tumblr aing ketinggalan di depan kamar, ternyata tumblr justru berguna pas makan jadi malam itu aing ga kehausan. Lucu emang, salah satu poin positif dari anekdot kali ini.
Besoknya kunci harus diganti, nyari-nyari di Google ketemu beberapa dan lanjut nanya, tapi ujungnya kemahalan sampai akhirnya nanya adek aing "Kalau manggil tukang kunci seharga 250 ribu itu mahal ga si?" dan ternyata emang mahal. Adek aing nyaranin "tanya ibu kos aja, siapa tau punya langganan" dan akhirnya aing rela-relain nunggu seharian sampai siang sambil nawar-nawar, dan tidak lama kemudian Ibu kos datang, menawarkan tukang langganannya.
Negatifnya, saya harus merelakan uang saya sejumlah 150 ribu untuk perbaikan kunci. Positifnya, silinder pintu kos aing memang sudah longgar dan gampang banget kalau mau dibobol. Jadi, waktu itu, sebenernya sedikit panik si karena sambil nungguin tukangnya dateng sambil mikir-mikir uang gaji di rekening bakal sisa berapa. Karena uang main kemaren masih dibayar sama Sasi, yang artinya saya masih tertunggak hutang.
Hal positif lainnya adalah, ternyata aing ditraktir. Full, mulai dari gocart sampe makan di Sabang. Meskipun sdedikit tidak enak, ya tentu akan tetap disyukuri karena jujur gaji aing yang tidak seberapa mungkin akan kewalahan dengan pengeluaran tak terduga seperti ini. So, that was the last positive thing from this anecdote. Anekdot yang sebenernya menceritakan ke-apes-an yang disebabkan kebodohan dan kecerobohan aing, tapi dibumbui dengan hal-hal positif sehingga, ya, ga apes-apes banget lah.
P.S. This is not one of those toxic positivity campaigns.
Comments
Post a Comment