Ayah, Mamak dan Nostalgia Pop Culture

"Abang coba nonton film Cast Away-nya Tom Hanks, bagus motivasi bertahan hidupnya" waktu itu aku masih sekolah di Bandung dan sedang membutuhkan motivasi. Atas rekomendasi mamak, film ini kutonton. Setelah menonton, bukan hanya merasa termotivasi, air mata juga ikut mengalir. Perasaan putus asa disudahi dengan motivasi tinggi keinginan bertemu dengan seseorang yang dikasihi. Ini merupakan salah satu contoh referensi pop culture mamak yang kemudian diwariskan kepadaku. Lagu-lagu, penyanyi, band dan grup vokal lainnya juga banyak kuketahui dari ibuku. Ibuku sendiri mendapatkan referensi tersebut dari opung atau kakekku (ayah dari ibu). Sewaktu mamak kecil, opung memiliki banyak piringan hitam yang kemudian diputar dan didengar bersama. Mamak juga punya kebiasaan pergi menonton ke bioskop beberapa hari sebelum ujian.

Image result for 80s pop culture
Source: Pinterest
Referensi mamak terhadap pop culture juga berdampak pada playlistku. Mamak suka Muse, sampai sekarang suara Matt Bellamy kuanggap suara pengantar tidur yang paling pas, terutama lagu Sing for Absolution. Lagu Muse Hysteria dan Soldier's Poem menurutku komposisi bas kontemporer yang paling apik. Mamak suka Maroon 5, Hands All Over dan She Will Be Loved jadi salah satu album sama lagu tipe Radio songs favoritku. Mamak suka the Beatles (walaupun pasti banyak orang yang suka juga), Michelle-nya Paul McCartney kunyanyikan dengan ukulele-ku waktu Ujian Akhir Semester mata kuliah Apresiasi Musik, lagu lain juga sama membekasnya. Mamak suka Vina Panduwinata, setiap jalan-jalan ke pantai lagu Biru selalu kusenandungkan. Mamak suka Chrisye, waktu sedih lagu-lagunya terutama Seperti yang Kau Minta pasti kuputar. Bahkan kalau rindu mamak, lagu yang kuputar lagu Michael Jackson solo waktu masih bareng Jackson 5, One Day in Your Life.

Kalau ayah, beda lagi soalnya ada yang pop culture. Tapi, kalau dipikir-pikir, ayah juga sering mengenalkan pop culture versi ayah. Ayah yang "anak kampung" punya versi pop culture yang berbeda dengan mamak. Ayah suka Rhoma Irama yang sampai sekarang aku sendiri tidak terlalu tahu lagunya. Ayah juga suka Warkop DKI yang sebenarnya kalau dipikir-pikir satu Indonesia juga suka. Kalau liat video Dono, Kasino sama Indro di Youtube selalu ingat ayah. Ayah juga suka banget film-film beladiri produksi Hong Kong. Film Jackie Chan, Bruce Lee, Jet Lee dan sepertemanannya. Ayah juga suka nonton Rambo dan Rocky yang dua-duanya diperankan mas Stallone, jadi udah ketahuan lah tipe-tipe tontonan ayah gimana.

Mamak suka sama James Bond, jadilah aku menonton James Bond. Mamak suka Mission Impossible, jadilah semua sekuel kutonton. Bahkan kesukaanku membaca novel juga dipengaruhi koleksi novel balai pustaka mamak. Jadilah kebanyakan hal disukai mamak pada akhirnya juga kusukai. Hal-hal ini, sekecil apapun selalu meninggalkan bayangan masa kecil. Sampai sekarang, ketika lagu Robbie Williams yang berjudul Feel dan lagu Right Here Waiting-nya Richard Marx terdengar, selalu ada perasaan nostalgia muncul, perasaan rindu rumah. Feel dulu sering diputar mamak ketika masih ada MTV, sedangkan Right Here Waiting adalah ringtone HP ayah. Banyak lagu lain yang punya rasa tersendiri, walaupun artinya dulu tidak kupahami. Sekarang, ketika paham, artinya justru tidak berubah. Selalu ada rasa nostalgia dan balik ke masa lalu.

Comments