Treating myself while waiting for nonton Knives Out.
Saya Kembali, half alive. Dalam kurang dari dua
minggu gue akan kembali menghilang. Lagi. Satu bulan ke belakang memang
benar-benar hectic. Beberapa tercapai dengan baik, beberapa gagal
diwujudkan, hanya tinggal angan. Kembali merenungi apa yang terjadi pada
beberapa minggu ke belakang membuat gue kembali merenungi apa yang sudah tercapai
selama berkuliah, selama satu dekade ke belakang, selama hidup.
Renungan-renungan tersebut terputus seketika karena sadar bahwa masih banyak paper
yang harus dikerjakan dan catatan yang harus dibaca.
Jumat menjadi salah satu dari hari terbahagia semester ini,
setidaknya begitu saat perasaan gue ketika menulis tulisan ini. Beberapa jam
lalu, tepatnya, UAS ketujuh dari delapan kelas yang gue ambil semester ini berakhir.
Pencapaian terbaik tahun ini adalah, lagi-lagi, bertahan. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada dosen yang mau menerima kebodohanku, bacotanku, pemahamanku akan teori
yang tidak pernah benar, paperku yang isinya bahkan tidak jelas apa, dan
banyak kebodohan lainnya. Ucapan lainnya tentu untuk teman-teman dekat, teman-teman
tidak dekat, teman-teman yang sebenarnya menyebalkan juga, karena sedikit
banyak pasti membantu. Ucapan lainnya tentu untuk keluarga, orangtua, kakak dan
adik yang tanpa lelah selalu mendukung, hingga semester kelima gue “hamper”
selesai. Terakhir ucapan sukur yang selalu kuucap kepada Alllaah, yang pada
setiap sujud selalu menguatkanku, bahkan mengingatkanku bahwa posisiku sekarang
sudah sangat baik.
Beberapa minggu ke belakang memang waktuku tersita habis
dengan berbagai tugas, rapat, dan kegiatan lainnya. Wacana awal semester untuk
mengikuti perlombaan hilang sudah, semoga terbalaskan di semester-semester
depan. Meskipun agaknya sulit terwujud, namun who knows. Idealisme awal
semester dan daftar resolusi untuk tidak deadline juga agaknya tidak
terpenuhi, bahkan hingga semester berakhir. Semoga saja IP tidak jauh turun,
karena mengancam keberlangsungan beasiswa. Namun, apapun halangan dan hambatan
serta ekspektasi yang tidak tercapai, aku tetap bersyukur. Akhirnya selesai. Walaupun ala kadarnya.
Beberapa minggu lagi tahun berganti, usia bertambah, apa
yang kita lihat bisa jadi berubah. Harapan baru muncul, yang lama bisa jadi
sirna, namun bisa tetap menunggu momen yang tepat untuk terlaksana. Semester
berganti, waktu yang tersisa sedikit lagi. Perasaan yang membuat gue, sebagai
mahasiswa tingkat akhir merasa terganggu. Kehidupan per-mahasiswa-an yang katanya
tidak ada persaingan sama sekali, namun malah membuat anxious terhadap
pencapaian teman yang lain. Kehidupan yang katanya santai tapi melelahkan
bukan main. Kehidupan yang katanya kemauan sendiri tapi malah penuh
tuntutan dan ekspektasi, penuh kekecewaan, penuh pengharapan, dan tentu penuh
penghiburan.
Kepada diri sendiri, gue harap dewasa lah. Jangan melihat
seseorang dengan pandangan merendahkan, jangan melihat diri sendiri dengan
anggapan ketidakmampuan, jangan melihat mimpi sebagai beban, jangan menganggap
doa sebagai lantunan tak berbalas. Kepada diri sendiri, gue harap berpasrah, tetap
berusaha, jangan menjauh dari Allaah dan teman-teman yang selama ini mendukung.
Kepada diri sendiri, gue harap selalu berprasangka baik, atas semua perkataan,
atas semua keinginan dan doa, atas semua orang yang mendukung, atas semua orang
yang tersenyum. Kepada diri sendiri, terima kasih, sudah bertahan. Semangat ke
depannya!
Comments
Post a Comment