Insekuritas Media Sosial

MBRC FISIP UI
Image result for instagram

Terkadang tanpa kita sadari, media sosial menjadi salah satu penyebab munculnya rasa tidak percaya diri dan minder. Kalau kata orang, accomplishments dan establishments manusia-manusia pemuja sosial media kurang rasanya jika tidak diunggah menjadi postingan dengan caption apik dan menarik. Tanpa penulis sadari, penulis sendiri juga melakukan hal tersebut, namun di akun dengan followers keluarga dan teman dekat SMA penulis. Sebenarnya kalua dipikir-pikir tidak ada yang salah dengan mengunggah prestasi, pencapaian, atau jalan-jalan. Namun, tanpa disadari, tidak sedikit perasaan iri dan minder muncul dari mereka yang "terpaksa" melihat unggahan tersebut. Perasaan ini, kemudian membuat mereka menjadi tidak percaya diri dan merasa kurang beruntung dibandingkan yang lain.

Fenomena ini bukan sesuatu yang baru. Jika ingin mengetahui lebih jauh, kita sebenarnya cukup mengetik keyword "social media jealousy" dan akan muncul berbagai artikel tentang langkah serta tahapan untuk mengatasi perasaan tersebut. Yang perlu diketahui oleh kebanyakan orang, juga termasuk penulis, adalah sosial media bukan merupakan cerminan realita kehidupan seseorang. Tentunya, sebelum diunggah ke sosial media, sebua postingan sudah melewati berbagai tahap dan proses penyaringan dengan sugarcoated caption sehingga kejadian tersebut terkesan seperti kejadian atau pengalaman yang berharga. Tanpa kita sadari, pastinya banyak kejadian buruk dan kejadian yang tidak menyenangkan juga terjadi kepada pemilik akun. Selektivitas ini kemudian menjadikan akun seseorang seperti penuh kebahagiaan dan kesenangan, tanpa kita ketahui perasaan asli orang tersebut.

Selain itu, hal terpenting lainnya adalah instead of making online friends happy, try to reconnect with them who care to you. Pada akhirnya, merekalah yang akan selalu hadir dan menemani kalian di saat kalian memerlukan seseorang untuk mendengarkan keluhan serta kesedihan kalian. Teman kalian di "dunia nyata" pada akhirnya akan berusaha membantu kalian ketika kalian sedang kesulitan. Teman kalian yang kemudian akan berusaha menyelesaikan masalah kalian seakan-akan masalah tersebut adalah masalah mereka. Teman kalian jugalah yang akan menerima kalian bahkan setelah kalian membuat banyak kesalahan. Teman kalian akan dengan senang hati memikirkan perasaan kalian dan berusaha berhati-hati untuk tidak menyinggungnya. 

Cara terakhir dan cara paling ampuh tentunya unplugging yourself from social medias. Cara ini, selain cepat, juga terbukti ampuh. Penulis sendiri pernah melakukannya, namun penulis akui kalian juga akan semakin berjarak dengan teman-teman kalian. Tentu setiap cara memerlukan fase yang berbeda dan memakan waktu yang berbeda pula. Masing-masing juga memiliki dampak yang berbeda. Namun, bukan salah kalian ketika kalian merasa iri atau minder dengan berbagai jenis unggahan teman kalian. Bukan salah mereka pula jika mereka sesuka hati menunggah pencapaian, prestasi, atau destinasi wisata yang mereka kunjungi. Namun, alangkah bijak jika kita saat menunggah sesuatu tetap harus memikirkan perasaan orang lain, dan alangkah bijaknya juga kita jika tidak gampang iri atau minder terhadap sesuatu yang sudah disaring terlebih dahulu.

Comments

  1. Monmaap kalau penulis di medsos suka latah mengunggah achievments yang tak seberapa. Terlepas dari tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur, kadang tanpa disadari menimbulkan perasaan yang tidak diinginkan dari orang lain :(

    ReplyDelete

Post a Comment